Sesungguhnya rumah yang mula-mula di bangun untuk tempat beribadat manusia ialah Baitullah yang di Makkah yang di-berkahi” al- Imran, ayat 96.
Ka’bah
adalah bangunan suci Muslimin yang terletak di kota Mekkah di dalam
Masjidil Haram. ia merupakan bangunan yang dijadikan patokan arah kiblat
atau arah sholat bagi umat Islam di seluruh dunia. Selain itu,
merupakan bangunan yang wajib dikunjungi atau diziarahi pada saat musim
haji dan umrah.
Ka’bah
berbentuk bangunan kubus yang berukuran 12 x 10 x 15 meter (Lihat foto
berangka Ka’bah). Ka’bah disebut juga dengan nama Baitallah atau Baitul
Atiq (rumah tua) yang dibangun dan dipugar pada masa Nabi Ibrahim dan
Nabi Ismail setelah Nabi Ismail berada di Mekkah atas perintah Allah.
Kalau kita membaca Al-Qur’an surah Ibrahim ayat 37 yang berbunyi “Ya
Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku
di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau
(Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar
mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia
cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan,
mudah-mudahan mereka bersyukur”, kalau kita membaca ayat di atas,
kita bisa mengetahui bawah Ka’bah telah ada sewaktu Nabi Ibrahim as
menempatkan istrinya Hajar dan bayi Ismail di lokasi tersebut. Jadi
Ka’bah telah ada sebelum Nabi Ibrahim menginjakan kakinya di Makkah.
Ka’bah dari Dalam & Kelambu Ka’bah
Pada
masa Nabi saw berusia 30 tahun, pada saat itu beliau belum diangkat
menjadi rasul, bangunan ini direnovasi kembali akibat bajir yang melanda
kota Mekkah pada saat itu. Sempat terjadi perselisihan antar kepala
suku atau kabilah ketika hendak meletakkan kembali Hajar Aswad namun
berkat hikmah Rasulallah perselisihan itu berhasil diselesaikan tanpa
kekerasan, tanpa pertumpahan darah dan tanpa ada pihak yang dirugikan.
Banjir di Ka’bah tahun 1941 & Banjir di Ka’bah tahun 1941
Pada
zaman Jahiliyyah sebelum diangkatnya Rasulallah saw menjadi Nabi sampai
kepindahannya ke kota Madinah, ka’bah penuh dikelilingi dengan patung
patung yang merupakan Tuhan bangsa Arab padahal Nabi Ibrahim as yang
merupakan nenek moyang bangsa Arab mengajarkan tidak boleh
mempersekutukan Allah, tidak boleh menyembah Tuhan selain Allah yang
Tunggal, tidak ada yang menyerupaiNya dan tidak beranak dan
diperanakkan. Setelah pembebasan kota Makkah, Ka’bah akhirnya
dibersihkan dari patung patung tanpa kekerasan dan tanpa pertumpahan
darah.
Selanjutnya
bangunan ini diurus dan dipelihara oleh Bani Sya’ibah sebagai pemegang
kunci ka’bah (lihat foto kunci ka’bah) dan administrasi serta pelayanan
haji diatur oleh pemerintahan baik pemerintahan khalifah Abu Bakar, Umar
bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Muawwiyah bin Abu
Sufyan, Dinasti Ummayyah, Dinasti Abbasiyyah, Dinasti Usmaniyah Turki,
sampai saat ini yakni pemerintah kerajaan Arab Saudi yang bertindak
sebagai pelayan dua kota suci, Mekkah dan Madinah.
Konci Ka’bah berada di museum Istambul
Pada
zaman Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail as pondasi bangunan Ka’bah terdiri
atas dua pintu dan letak pintunya terletak diatas tanah, tidak seperti
sekarang yang pintunya terletak agak tinggi. Namun ketika Renovasi
Ka’bah akibat bencana banjir pada saat Rasulallah saw berusia 30 tahun
dan sebelum diangkat menjadi rasul, karena merenovasi ka’bah sebagai
bangunan suci harus menggunakan harta yang halal dan bersih, sehingga
pada saat itu terjadi kekurangan biaya. Maka bangunan ka’bah dibuat
hanya satu pintu serta ada bagian ka’bah yang tidak dimasukkan ke dalam
bangunan ka’bah yang dinamakan Hijir Ismail (lihat foto) yang diberi
tanda setengah lingkaran pada salah satu sisi ka’bah. Saat itu pintunya
dibuat tinggi letaknya agar hanya pemuka suku Quraisy yang bisa
memasukinya. Karena suku Quraisy merupakan suku atau kabilah yang sangat
dimuliakan oleh bangsa Arab.
Pintu Ka’bah tahun 1941 dan Pintu Ka’bah (Sekarang)
Rukun Yamani dan Batu fondasi Haram 852H
Karena
agama islam masih baru dan baru saja dikenal, maka Nabi saw
mengurungkan niatnya untuk merenovasi kembali ka’bah sehinggas ditulis
dalam sebuah hadits perkataan beliau: “Andaikata kaumku bukan baru saja
meninggalkan kekafiran, akan Aku turunkan pintu ka’bah dan dibuat dua
pintunya serta dimasukkan Hijir Ismail kedalam Ka’bah”, sebagaimana
pondasi yang dibangun oleh Nabi Ibrahim”. Jadi kalau begitu Hijir Ismail
termasuk bagian dari Ka’bah. Makanya dalam bertoaf kita diharuskan
mengelilingi Ka’bah dan Hijir Ismail. Hijir Ismail adalah tempat dimana
Nabi Ismail as lahir dan diletakan di pangkuan ibunya Hajar.
Ketika
masa Abdurahman bin Zubair memerintah daerah Hijaz, bangunan Ka’bah
dibuat sebagaimana perkataan Nabi saw atas pondasi Nabi Ibrahim. Namun
karena terjadi peperangan dengan Abdul Malik bin Marwan, penguasa daerah
Syam, terjadi kebakaran pada Ka’bah akibat tembakan pelontar (Manjaniq)
yang dimiliki pasukan Syam. Sehingga Abdul Malik bin Marwan yang
kemudian menjadi khalifah, melakukan renovasi kembali Ka’bah berdasarkan
bangunan hasil renovasi Rasulallah saw pada usia 30 tahun bukan
berdasarkan pondasi yang dibangun Nabi Ibrahim as. Dalam sejarahnya
Ka’bah beberapa kali mengalami kerusakan sebagai akibat dari peperangan
dan umur bangunan.
Ketika
masa pemerintahan khalifah Harun Al Rasyid pada masa kekhalifahan
Abbasiyyah, khalifah berencana untuk merenovasi kembali ka’bah sesuai
dengan pondasi Nabi Ibrahim dan yang diinginkan Nabi saw. namun segera
dicegah oleh salah seorang ulama terkemuka yakni Imam Malik karena
dikhawatirkan nanti bangunan suci itu dijadikan masalah khilafiyah oleh
penguasa sesudah beliau dan bisa mengakibatkan bongkar pasang Ka’bah.
Maka sampai sekarang ini bangunan Ka’bah tetap sesuai dengan renovasi
khalifah Abdul Malik bin Marwan sampai sekarang
Hajar Aswad
Hajar
Aswad merupakan batu yang dalam agama Islam dipercaya berasal dari
surga. Yang pertama kali meletakkan Hajar Aswad adalah Nabi Ibrahim as.
Dahulu kala batu ini memiliki sinar yang terang dan dapat menerangi
seluruh jazirah Arab. Namun semakin lama sinarnya semangkin meredup dan
hingga akhirnya sekarang berwarna hitam. Batu ini memiliki aroma wangi
yang unik dan ini merupakan wangi alami yang dimilikinya semenjak awal
keberadaannya. Dan pada saat ini batu Hajar Aswad tersebut ditaruh di
sisi luar Ka’bah sehingga mudah bagi seseorang untuk menciumnya. Adapun
mencium Hajar Aswad merupakan sunah Nabi saw. Karena beliau selalu
menciumnya setiap saat bertoaf. Dan sunah ini diikuti para sahabat
beliau dan Muslimin.
Hajar Aswad Hajar Aswad berikut kerangka
Pada
awal tahun gajah, Abrahan Alasyram penguasa Yaman yang berasal dari
Habsyah atau Ethiopia, membangun gereja besar di Sana’a dan bertujuan
untuk menghancurkan Ka’bah, memindahkan Hajar Asswad ke Sana’a agar
mengikat bangsa Arab untuk melakukan Haji ke Sana’a. Abrahah
kemudian mengeluarkan perintah ekspedisi penyerangan terhadap Mekkah,
dipimpin olehnya dengan pasukan gajah untuk menghancurkan Ka’bah.
Beberapa suku Arab menghadang pasukan Abrahah, tetapi pasukan gajah
tidak dapat dikalahkan.
Begitu
mereka berada di dekat Mekkah, Abrahah mengirim utusan yang mengatakan
kepada penduduk kota Mekkah bahwa mereka tidak akan bertempur dengan
mereka jika mereka tidak menghalangi penghancuran Ka’bah. Abdul
Muthalib, kepala suku Quraisyi, mengatakan bahwa ia akan mempertahankan
hak-hak miliknya, tetapi Allah akan mempertahankan rumah-Nya, Ka’bah,
dan ia mundur ke luar kota dengan penduduk Mekkah lainnya. Hari
berikutnya, ketika Abrahah bersiap untuk masuk ke dalam kota, terlihat
burung-burung yang membawa batu-batu kecil dan melemparkannya ke pasukan
Ethiopia; setiap orang yang terkena langsung terbunuh, mereka lari
dengan panik dan Abrahah terbunuh dengan mengenaskan. Kejadian ini
diabadikan Allah dalam surah Al-Fil
Makam Ibrahim
Makam Ibrahim Makam Ibrahim Hajar Aswad
Makam
Ibrahim bukan kuburan Nabi Ibrahim sebagaimana banyak orang
berpendapat. Makam Ibrahim merupakan bangunan kecil terletak di sebelah
timur Ka’bah. Di dalam bangunan tersebut terdapat batu yang diturunkan
oleh Allah dari surga bersama-sama dengan Hajar Aswad. Di atas batu itu
Nabi Ibrahim berdiri di saat beliau membangun Ka’bah bersama sama
puteranya Nabi Ismail. Dari zaman dahulu batu itu sangat terpelihara,
dan sekarang ini sudah ditutup dengan kaca berbentuk kubbah kecil. Bekas
kedua tapak kaki Nabi Ibrahim yang panjangnya 27 cm, lebarnya 14 cm dan
dalamnya 10 cm masih nampak dan jelas dilihat orang.
Multazam
Multazam
Multazam
terletak antara Hajar Aswad dan pintu Ka’bah berjarak kurang lebih 2
meter. Dinamakan Multazam karena dilazimkan bagi setiap muslim untuk
berdoa di tempat itu. Setiap doa dibacakan di tempat itu sangat diijabah
atau dikabulkan. Maka disunahkan berdoa sambil menempelkan tangan, dada
dan pipi ke Multazam sesuai dengan hadist Nabi saw yang diriwayatkan
sunan Ibnu Majah dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash.
Terakhir,
saya sangat berharap semoga artikel “Ka’bah” ini bisa membawa mangfaat,
menyejukan hati dan menambah semangat kita dalam mengenal dan mencintai
rumah Allah.
Walallahua’lam
Habib Abdurrahman bin Saggaf : Pengarang Kitab Ad-Durusul Fiqhiyyah 1 - 4
Nama lengkapnya adalah Habib Abdurrahman bin Saggaf bin Husen bin
Abubakar bin Umar bin Saggaf Assagaf. Beliau dilahirkan pada tahun1309 H
di Kampung Pekojan, Jakarta. Ibunya bernama Syarifah Ummu Hani binti
Abdurahman Assagaf. Beliau termasuk ulama klasik yang hidup di zaman
al-Habib Ali Al Habsyi Kwitang.
Habib Abdurrahman Assagaf memulai studinya semasih kanak kanak
dibawah pengawasan ayahnya Habib Saggaf bin Husen Assagaf yang mahir
dalam bahasa Arab selama beberapa tahun sampai ia mampu memahami
kitab-kitab Arab klasik. Setelah usianya 9 tahun, ia diberangkatkan ke
kota Sewun Hadramut – Yaman untuk meneruskan studinya. Guru-gurunya di
Hadramut di antaranya adalah syiekh Muhammad bin Muhammad Bakstir,
seorang ulama ternama di kota Sewun pada zamannya. Hb Ahmad bin
Abdurhaman Assagaf (ayahnya Hb Abdul Qadir Assaegaf-Jeddah), Hb Muhammad
bin Hadi Assegaf dan masih banyak lagi ulama tidak bisa disebut satu
persatu secara rinci. Setelah sampai pada usia dewasa kurang lebih 22
tahun ia kembali ke Jakarta.
Setibanya di Jakarta ia ditunjuk sebagai nadhir dan guru di Madrasah
Jamiat Khair – jakarta. Dalam masa waktu kurang lebih 18 tahun dia
mengembangkan ajaran-ajaran Islam di madrasah trb. Pada tahun 1349 H
(1930M) beliau dipilih oleh pemerintah setempat untuk memangku jabatan
sebagai Qhadi di Jakarta dan penulis wakalah syar’iyyah selama kurang
lebih 20 tahun.
Setelah lama memangku jabatan sebagai ghadi, pada tahun 1369 H (1950
M) ia mengundurkan diri dari jabatan tersebut karena usia yang sudah
udzur. Pada tanggal 27 Rabi’ul Awal 1390 Hijriyah bertepatan dengan 6
Juni 1970 Masehi Habib Abdurrahman Assagaf wafat dalam usia 81 tahun.
Dia dimakamkan di pemakaman wakaf syeikh Naum di Tanah Abang yang
makamnya berdekatan dengan makqam Habib Utsman bin Yahya. Sayangnya,
kemudian pemakaman ini diambil-alih oleh pemerintah dan dibongkar.
Disamping tugas beliau
sebagi ghadi, pengajar, penulis wakalah syariyah dan segala bentuk
kegiatan yang bermangfaat bagi agama, beliau pula seorang pujangga besar
dan penulis unggul. Tidak kurang dari 8 buku yang telah dikarangnya
sampai sekarang masih dipelajari di pasantren pasantren yang beraliran
Alhli Sunnah Wal jamaah di seluruh Indonesia. Kitab atau risalah yang
ditulis Hb Abdurrahman bin Saggaf Assagaf diantaranya Ad-Durusul
Fiqhiyyah yang terdiri dari 4 jus dan Al-Aqaid Ad-diniyyah juga terdiri
dari 4 juz.
Kitab kitab Fiqih dan Aqaid ditulis oleh beliau disaat memangku
jabatan sebagai nadhir dan pengajar di madrasah Jam’iyat Khair – Pekojan
dan Tanah Abang. Buku buku beliau diterbitkan pertama kali oleh
penerbit Bin Afif Surabaya yang kemudian diambil alih hak ciptanya oleh
penerbit Bin Nabhan Surabaya dan dicetak ulang pada tanggal 1 Jumad
tsani 1373H bertepatan tanggal 5 Febuari 1952. Semua kitab kitab beliau
dalam bahasa Arab sampai saat ini masih beredar dan dicetak pada kertas
Koran (stensil) agar bisa dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
Kitab ini, “Akidah Menurut Ajaran Nabi”, merupakan syarah dari kitab
Al-Aqaid Ad-Diniyyah juz ke 4 karya Habib Abdurahman bin Saggaf Assagaf.
Kitab ini secara garis besar memuat pokok pokok bahasan tentang
kewajiban setiap mukallaf mengenal Allah dan rasul-Nya, uraian tentang
sifat dua puluh, pembagian sifat dua puluh menjadi empat bagian: sifat
nafsiyyah, salbiyyah, ma’ani dan ma’nawiyah, sifat wajib bagi rasul dan
lawannya, iman kepada para nabi dan rasul, malaikat, kitab kitab samawi
dan hari akhir, peristiwa khariq al-‘adah dan semua bahasan tentang
sam’iyyat yang wajib diimani oleh setiap muslim, semuanya ini dibahas
atau disyarah dalam bahasa Indonesia secara rinci menurut faham
Ahlussunnah wal Jama’ah yang dipelopori oleh Abu Hasan Al-Asyari dan Abu
Manshur al-Maturidi dan pengikut pengikut mereka.
Sebagai penutup saya (cucu pengarang) berharap semoga buku yang
berjudul “Akidah Menurut Ajaran Nabi” syarah kitab al-Aqaid ad-Diniyyah
karya Habib Abdurahman bin saggaf Assagaf bisa membawa mangfaat dan
keberkahan bagi kita dan insyallah dapat pula menyejukan hati dan
menambah semangat kita dalam mengenal Allah dan Rasul-Nya. Amin
IBADAH 500 TAHUN Hanya Sebanding dengan Satu Kenikmatan
Bahwa sesungguhnya nikmat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang dilimpahkan kepada hamba-Nya baik manusia, jin dan lainnya sungguh tiada terhingga banyaknya dan Allah Subhanahu Wa Ta’alajuga
mencukupi semua kebutuhan hamba-hambanya, sehingga tidak mungkin
manusia maupun jin mampu menghitungnya meskipun memakai alat yang
tercanggih teknologinya.
IBADAH 500 TAHUN Hanya Sebanding dengan Satu Kenikmatan
Dari Jabir bin Abdullah radhiallahu ‘anhu berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam keluar
menuju kami, lalu bersabda, ‘Baru saja kekasihku Malaikat Jibril keluar
dariku dia memberitahu, ‘Wahai Muhammad, Demi Dzat yang mengutusmu
dengan kebenaran.
Sesungguhnya Allah memiliki seorang hamba di
antara sekian banyak hambaNya yang melakukan ibadah kepadaNya selama 500
tahun, ia hidup di puncak gunung yang berada di tengah laut. Lebarnya
30 hasta dan panjangnya 30 hasta juga. Sedangkan jarak lautan tersebut
dari masing-masing arah mata angin sepanjang 4000 farsakh. Allah
mengeluarkan mata air di puncak gunung itu hanya seukuran jari, airnya
sangat segar mengalir sedikit demi sedikit, hingga menggenang di bawah
kaki gunung.
Allah juga menumbuhkan pohon delima, yang setiap
malam mengeluarkan satu buah delima matang untuk dimakan pada siang
hari. Jika hari menjelang petang, hamba itu turun ke bawah mengambil air
wudhu’ sambil memetik buah delima untuk dimakan. Kemudian mengerjakan
shalat. Ia berdoa kepada Allah Ta’ala jika waktu ajal tiba agar
ia diwafatkan dalam keadaan bersujud, dan mohon agar jangan sampai
jasadnya rusak dimakan tanah atau lainnya sehingga ia dibangkitkan dalam
keadaan bersujud juga. Demikianlah kami dapati, jika kami lewat
dihadapannya ketika kami menuruni dan mendaki gunung tersebut.
Selanjutnya, ketika dia dibangkitkan pada hari kiamat ia dihadapkan di depan Allah Ta’ala, lalu Allah berfirman, ‘Masukkanlah hambaKu ini ke dalam Surga karena rahmatKu.’
Hamba itu membantah, ‘Ya Rabbi, aku masuk Surga karena perbuatanku.’
Allah Ta’ala berfirman, ‘Masukkanlah hambaKu ini ke dalam Surga karena rahmatKu.’ Hamba tersebut membantah lagi, ‘Ya Rabbi, masukkan aku ke surga karena amalku.’
Kemudian Allah Ta’ala memerintah
para malaikat, ‘Cobalah kalian timbang, lebih berat mana antara
kenikmatan yang Aku berikan kepadanya dengan amal perbuatannya.’
Maka
ia dapati bahwa kenikmatan penglihatan yang dimilikinya lebih berat
dibanding dengan ibadahnya selama 500 tahun, belum lagi kenikmatan
anggota tubuh yang lain. Allah Ta’alaberfirman, ‘Sekarang masukkanlah hambaKu ini ke Neraka!’
Kemudian ia diseret ke dalam api Neraka.
Hamba itu lalu berkata, ‘Ya Rabbi, benar aku masuk Surga hanya karena rahmat-Mu, masukkanlah aku ke dalam SurgaMu.’
Allah Ta’ala berfirman, ‘Kembalikanlah ia.’
Kemudian
ia dihadapkan lagi di depan Allah Ta’ala, Allah Ta’ala bertanya
kepadanya, ‘Wahai hambaKu, Siapakah yang menciptakanmu ketika kamu belum
menjadi apa-apa?’
Hamba tersebut menjawab, ‘Engkau, wahai Tuhanku.’
Allah bertanya lagi, ‘Yang demikian itu karena keinginanmu sendiri atau berkat rahmatKu?’
Dia menjawab, ‘Semata-mata karena rahmatMu.’
Allah bertanya, ‘Siapakah yang memberi kekuatan kepadamu sehingga kamu mampu mengerjakan ibadah selama 500 tahun?’
Dia menjawab, ‘Engkau Ya Rabbi.’
Allah
bertanya, ‘Siapakah yang menempatkanmu berada di gunung dikelilingi
ombak laut, kemudian mengalirkan untukmu air segar di tengah-tengah laut
yang airnya asin, lalu setiap malam memberimu buah delima yang
seharusnya berbuah hanya satu tahun sekali? Di samping itu semua, kamu
mohon kepadaKu agar Aku mencabut nyawamu ketika kamu bersujud, dan aku
telah memenuhi permintaanmu!?’
Hamba itu menjawab, ‘Engkau ya Rabbi.’
Allah Ta’ala berfirman,
‘Itu semua berkat rahmatKu. Dan hanya dengan rahmatKu pula Aku
memasukkanmu ke dalam Surga. Sekarang masukkanlah hambaKu ini ke dalam
Surga! HambaKu yang paling banyak memperoleh kenikmatan adalah kamu
wahai hambaKu.’ Kemudian Allah Ta’alamemasukkanya ke dalam Surga.”
0886. NIKAH : PERNIKAHAN SEBELUM MASUK ISLAM SYAH / TIDAK ?
PERTANYAAN :
Nur Hasyim S. Anam
URGENT
Dapat telp dari seorang teman yang sekarang diundang untuk menikahkan seseorang.
Alkisah terdapatla h keluarga penganut agama animisme (suku dayak) di kalimantan . Dan sekarang keluarga itu sudah masuk islam semua. Pertanyaan nya :
1. Sahkah akad nikahnya sang ayah yang terjadi saat dia masih belum Islam?
2. Kalau tidak sah siapakah yang berhak menjadi wali nikah dari putrinya yang malam ini hendak dinikahkan ?
JAWABAN :
Masaji Antoro
PERKAWINAN MEREKA SETELAH MASUK ISLAM MASIH DIAKUI DAN SAH BILA MEMANG PERNIKAHAN MEREKA SAAT SEBELUM ISLAM TIDAK MELANGGAR KETENTUAN SYARIAT ISLAM SEPERTI SUAMI-ISTR I TUNGGAL MAHRAM
وَإِنْ أَسْلَمَ الرَّجُلُ وَلَوْ وَثَنِيًّا وَالْمَرْأ َةُ حُرَّةٌ كِتَابِيَّ ةٌ أو أَسْلَمَ الزَّوْجَا نِ مَعًا اسْتَقَرَّ النِّكَاحُ أَمَّا في الْأُولَى فَلِمَا مَرَّ من أَنَّ لِلْمُسْلِ مِ نِكَاحَ الْكِتَابِ يَّةِ وَخَرَجَ بِالْحُرَّ ةِ فيها الْأَمَةُ وَبِالْكِت َابِيَّةِ نَحْوُ الْوَثَنِي َّةِ وَسَيَأْتِ ي حُكْمُهُمَ ا وَأَمَّا في الثَّانِيَ ةِ فَلِمَا رَوَاهُ التِّرْمِذ ِيُّ وَصَحَّحَه ُ أَنَّ رَجُلًا أَسْلَمَ ثُمَّ جَاءَتْ امْرَأَتُه ُ مُسْلِمَةً فقال يا رَسُولَ اللَّهِ كانت أَسْلَمَتْ مَعِي فَرَدَّهَا عليه وَلِتَسَاو ِيهِمَا في صِفَةِ الْإِسْلَا مِ الْمُنَاسِ بَةِ لِلتَّقْرِ يرِ بِخِلَافِ ما لو ارْتَدَّا مَعًا كما مَرَّ
Bila suami masuk islam meskipun tadinya ia beragama Watsany (penyembah berhala) sedang istrinya wanita merdeka yang penganut agama ‘ahli kitab’, atau kedua-duan ya masuk islam maka nikahnya tetap berlangsun g karena :
• Dalam masalah pertama diperboleh kannya bagi lelaki muslim menikahi wanita ahli kitab (saat masih original), dikecualik an dengan syarat ‘merdeka’ adalah wanita sahaya dan dikecualik an wanita penganut agama ‘ahli kitab’ adalah wanita beragama Watsany (penyembah berhala).
• Dalam masalah kedua berdasarka n hadits riwayat at-Tirmidz i
“Bahwa seorang lelaki masuk agama islam kemudian istrinya dating dengan
masuk islam juga, lelaki tersebut berkata “Wahai rasulullah ia islam bersamaku” Maka baginda Nabi mengembali kan wanita tersebut padanya, dan karena keduanya telah berstatus muslim.
Asnaa al-Mathool ib III/163
فَإِنْ أَسْلَمَ الزَّوْجَا نِ مَعًا ، فَإِنْ لَمْ يَكُنْ لِلزَّوْجِ أَكْثَرُ مِنْ أَرْبَعِ زَوْجَاتٍ بِأَنْ كَانَ لَهُ أَرْبَعٌ فَمَا دُونَ ، وَأَسْلَمْ نَ كُلُّهُنَّ مَعَهُ فِي حَالَةٍ وَاحِدَةٍ ، ثَبَتَ نِكَاحُهُن َّ كُلِّهِنَّ ، سَوَاءٌ كَانَ إِسْلَامُه ُ وَإِسْلَام ُهُنَّ قَبْلَ الدُّخُولِ أَوْ بَعْدَهُ ، وَإِنْ كَانَ لَهُ خَمْسُ زَوْجَاتٍ فَمَا زَادَ ، وَقَدْ أَسْلَمَ جَمِيعُهُن َّ بِإِسْلَام ِهِ الزوج ، كَانَ لَهُ أَنْ يَخْتَارَ مِنْ جُمْلَتِهِ نَّ أَرْبَعًا سَوَاءٌ نَكَحَهُنّ َ جَمِيعَهُن َّ فِي الشِّرْكِ فِي عَقْدٍ وَاحِدٍ أَوْ فِي عُقُودٍ ، وَسَوَاءٌ أَمْسَكَ الْأَوَائِ لَ أَوِ الْأَوَاخِ رَ ، وَيَنْفَسِ خُ نِكَاحُ الْبَوَاقِ ي بِغَيْرِ طَلَاقٍ ، وَبِمِثْلِ قَوْلِنَا قَالَ مَالِكٌ ، وَمُحَمَّد ُ بْنُ الْحَسَنِ ، وَأَبُو ثَوْرٍ ، إِلَّا أَنَّ مَالِكًا قَالَ : لَا يَنْفَسِخُ نِكَاحُ الْبَوَاقِ ي بَعْدَ الْأَرْبَع ِ إِلَّا بِطَلَاقٍ ، وَهَكَذَا لَوْ نَكَحَ فِي الشِّرْكِ أُخْتَيْنِ ثُمَّ أَسْلَمَتَ ا مَعًا ، أَمْسَكَ أَيَّتَهُم َا شَاءَ ، وَانْفَسَخ َ نِكَاحُ الْأُخْرَى ، بِغَيْرِ طَلَاقٍ عِنْدَنَا وَبِطَلَاق ٍ عِنْدَ مَالِكٍ .
Bila suami istri masuk islam bersamaan
• Bila suami tersebut tidak memiliki istri lebih dari 4 wanita
dan kesemua istrinya juga ikut masuk islam secara bersamaan maka
pernikahan mereka ditetapkan baik masuk islam mereka setelah atau sebelum digauli
• Bila suami tersebut memiliki istri 5 wanita dan kesemua
istrinya juga ikut masuk islam secara bersamaan maka suami disuruh
memilih 4 dari mereka baik saat pernikahan mereka dahulu *saat dimasa syirik) diakadi dalam satu akad nikah atau beberapa akad nikah……. dst
Al-Haawy al-Kabiir IX/652
أنكحة الكفار غير المرتدين: هل عقود زواج غير المسلمين بعضهم مع بعض صحيحة أو فاسدة؟
للفقهاء رأيان: فقال المالكية (2) : أنكحة غير المسلمين فاسدة؛ لأن للزواج في الإسلام شرائط لا يراعونها، فلا يحكم بصحة أنكحتهم.
وقال الجمهور (3) : أنكحة الكفار غير المرتدين صحيحة يقرون عليها، إذا
أسلموا، أو تحاكموا إلينا إذا كانت المرأة عند الشافعية والحنابلة ممن يجوز
ابتداء الزواج بها، بأن لم تكن من المحارم، فنقرهم على ما نقرهم عليه لو
أسلموا، ونبطل ما لا نقر، والأصح عند الحنفية أن كل نكاح حرم لحرمة المحل
كمحارم، يقع جائزاً. واتفق هؤلاء الجمهور على أنه لا يعتبر فيه صفة عقدهم
وكيفيته، ولا يعتبر له شروط أنكحة المسلمين من الولي والشهود وصيغة الإيجاب
والقبول، وأشباه ذلك، فيجوز في حقهم ما اعتقدوه، ويقرون عليه بعد الإسلام.
__________
(2) الشرح الصغير: 422/2.
(3) البدائع: 272/2، الدر المختار: 506/2، 530 وما بعدها، مغني المحتاج: 193/ 3-195، المغني: 613/6.
PERNIKAHAN ORANG-ORAN G NON MUSLIM SELAIN KASUS MURTAD
Apakah pernikahan non muslim sebagian mereka dengan lainnya sah atau rusak ?
Malikiyyah : Pernikahan non muslim saat ia memasuki islam dianggap rusak karena dalam pernikahan islam terdapat ketentuan- ketentuan yang tidak dapat dijalankan oleh mereka, maka pernikahan mereka tidak dapat dihukumi sah
Mayoritas Ulama (Syafi’iyy ah, Hanabilah, Hanafiyyah ) : Pernikahan
non muslim selain kasus murtad saat ia memasuki islam, atau telah
memakai hokum kita (islam) tidak dianggap rusak bila memang keberadaan wanita yang dinikahi menrut Syafi’iyya h dan Hanabilah tergolong wanita yang boleh diikahi seperti bukan mahram… dst
Al-Fiqh al-Islaam IX/150
KONSEKUENS I ATAS MASUK ISLAMNYA SESEORANG
الآْثَارُ اللاَّحِقَ ةُ لِدُخُول الإِْسْلاَ مِ :
8 - إِذَا أَسْلَمَ الْكَافِرُ أَصْبَحَ كَغَيْرِهِ مِنَ الْمُسْلِم ِينَ ، لَهُ مَا لَهُمْ مِنَ الْحُقُوقِ ، وَعَلَيْهِ مَا عَلَيْهِمْ مِنَ الْوَاجِبَ اتِ .
فَتَلْزَمُ هُ التَّكَالِ يفُ الشَّرْعِي َّةُ ، كَالْعِبَا دَاتِ وَالْجِهَا دِ . إِلَخْ . وَتَجْرِي عَلَيْهِ أَحْكَامُ الإِْسْلاَ مِ ، كَإِبَاحَة ِ تَوَلِّي الْوِلاَيَ اتِ الْعَامَّة ِ كَالإِْمَا مَةِ ، وَالْقَضَا ءِ ، وَالْوِلاَ يَاتِ الْخَاصَّة ِ الْوَاقِعَ ةِ عَلَى الْمُسْلِم ِينَ . . . إِلَخْ
Bagi seseorang yang telah memasuki agama islam maka baginya diwajibkan menjalanka n ketentuan- ketentuan yang terdapat dalam syariat islam seperti aneka kewajiban, ibadah, jihad dsb dan baginya juga memiliki hak dan berlaku ketentuan yang sama layaknya muslim lainnya seperti diperkenan kannya hak menjadi wilayah ‘aammah (pimpinan umum), memiliki hak penentu, hak istimewa yang terjadi atas muslim lainnya…..
Al-Mausuu’ ah al-Fiqhiyy ah IV/261
وَإِذَا أَسْلَمَ الزَّوْجَا نِ الْكَافِرَ انِ مَعًا ، قَبْل الدُّخُول أَوْ بَعْدَهُ ، فَهُمَا عَلَى نِكَاحِهِم َا ، وَلاَ خِلاَفَ فِي ذَلِكَ بَيْنَ أَهْل الْعِلْمِ . (3) إِذَا أَسْلَمَ زَوْجُ الْكِتَابِ يَّةِ قَبْل الدُّخُول أَوْ بَعْدَهُ ،
أَوْ أَسْلَمَا مَعًا ، فَالنِّكَا حُ بَاقٍ بِحَالِهِ ، سَوَاءٌ أَكَانَ زَوْجُهَا كِتَابِيًّ ا أَوْ غَيْرَ كِتَابِيٍّ ، لأَِنَّ لِلْمُسْلِ مِ أَنْ يَبْتَدِئَ نِكَاحَ كِتَابِيَّ ةٍ ، فَاسْتِدَا مَتُهُ أَوْلَى ، وَلاَ خِلاَفَ فِي هَذَا بَيْنَ الْقَائِلِ ينَ بِإِجَازَة ِ نِكَاحِ الْكِتَابِ يَّةِ .
وَأَمَّا إِنْ أَسْلَمَتِ الْكِتَابِ يَّةُ قَبْلَهُ وَقَبْل الدُّخُول ،
تَعَجَّلَت ِ الْفُرْقَة ُ ، سَوَاءٌ أَكَانَ زَوْجُهَا كِتَابِيًّ ا أَوْ غَيْرَ كِتَابِيٍّ ، إِذْ لاَ يَجُوزُ لِكَافِرٍ نِكَاحُ مُسْلِمَةٍ . قَال ابْنُ الْمُنْذِر ِ : أَجْمَعَ عَلَى هَذَا كُل مَنْ نَحْفَظُ عَنْهُ مِنْ أَهْل الْعِلْمِ ، وَالصَّحِي حُ أَنَّ فِي الْمَسْأَل َةِ خِلاَفَ أَبِي حَنِيفَةَ ، إِذَا كَانَ فِي دَارِ الإِْسْلاَ مِ ، فَإِنَّهُ لاَ فُرْقَةَ إِلاَّ بَعْدَ أَنْ يُعْرَضَ عَلَيْهِ الإِْسْلاَ مُ فَيَأْبَى .
وَإِنْ كَانَ إِسْلاَمُه ُمَا بَعْدَ الدُّخُول فَالْحُكْم ُ فِيهِ كَالْحُكْم ِ فِيمَا لَوْ أَسْلَمَ أَحَدُ الزَّوْجَي ْنِ الْوَثَنِي َّيْنِ عَلَى مَا يَأْتِي
(3) المغني 7 / 534 .
Al-Mausuu’ ah al-Fiqhiyy ah IV/261
========== ========== ========== ===
Kang As'ad
masuk kang Nur Hasyim S. Anam...
dari ibaroh yg saya fahami dibawah ini,suami istri kafir yang masuk islam, maka status pernikahan ya adalah sah dan anak2 yang dilahirkan dari pernikahan tersebut adalah anak2 mereka...i ni ibarohnya, dari Majmu' dan mughgil muhtaj:
باب نكاح المشرك
إذا أسلم الزوجان المشركان على صفة لو لم يكن بينهما نكاح جاز لهما عقد
النكاح أقرا على النكاح، وان عقد بغير ولى ولا شهود، لانه أسلم خلق كثير
فأقرهم رسول الله صلى الله عليه وسلم على أنكحتهم، ولم يسألهم عن شروطه وان
أسلما والمرأة ممن لا تحل له كالام والاخت لم يقرا على النكاح، لانه لا
يجوز أن يبتدئ نكاحها فلا يجوز الاقرار على نكاحها
مجموع شرح المهذاب ج 16 ص 295
وجملة ما اوردنا في هذا البحث ان اهل الشرك انكحتهم صحيحه وطلاقهم واقع
وينبنى على هذا انه إذا نكح مشرك مشركة وطلقها ثلاثا لم تحل له الا بعد
زوج، ولو نكح مسلم ذميه ثم طلقها ثلاثا ثم نكحها ذمى ودخل بها وطلقها الذمي
حلت للمسلم الذى طلقها بعد انقضاء عدتها، فيتعلق بأنكحتهم سائر الاحكام
التى تتعلق بأنكحة المسلمين، وبه قال الزهري والاوزاعي وابو حنيفة واصحابه.
ج16 ص299
( ولو أسلما معا ) على أي كفر كان قبل الدخول أو بعده ( دام النكاح )
بالاجتماع كما نقله ابن المنذور وابن عبد البر ولأن الفرقة تقع باختلاف
الدين ولم يختلف دينهما في الكفر ولا في الإسلام
( والمعية ) في الإسلام ( بآخر اللفظ ) الذي يصير به مسلما بأن يقترن
آخر كلمة من إسلامه بآخر كلمة من إسلامها سواء أوقع أول حرف من لفظيهما معا
أم لا وإسلام أبوي الزوجين الصغيرين أو المجنونين أو أحدهما كإسلام
الزوجين أو أحدهما
مغنى المحتاج ج 3 ص 191
Ibaroh yang menurut saya sangat sorih menjelaska n tentang apa yg saya fahami tersebut (sah nikanya orang2 musyrik/ kafir) adalah ibaroh yg ini:
وجملة ما اوردنا في هذا البحث ان اهل الشرك انكحتهم صحيحه وطلاقهم واقع
وينبنى على هذا انه إذا نكح مشرك مشركة وطلقها ثلاثا لم تحل له الا بعد
زوج، ولو نكح مسلم ذميه ثم طلقها ثلاثا ثم نكحها ذمى ودخل بها وطلقها الذمي
حلت للمسلم الذى طلقها بعد انقضاء عدتها، فيتعلق بأنكحتهم سائر الاحكام
التى تتعلق بأنكحة المسلمين، وبه قال الزهري والاوزاعي وابو حنيفة واصحابه.
ج16 ص299
Meskipun ada pendapat lain yang menyatakan pernikahan mereka adalah batal, yaitu pendapat dari Imam Malik, Ashab Syafi’yyah al-Khurasa niyyun, dan qoul lain dari imam asy-Syafi’ i:
وقال مالك: انكحة اهل الشرك باطله فلا يتعلق بها حكم من احكام النكاح الصحيح، وحكاه اصحابنا الخراسانيو ن قولا آخر للشافعي.
مجموع ج16 ص299
========== ========== =======
Yupiter Jet
tambahan.. .
[باب نكاح المشرك]
أنكحة أهل الشرك صحيحة، وطلاقهم واقع. فإذا نكح مشرك مشركة وطلقها
ثلاثا.. لم تحل له إلا بعد زوج.. ولو نكح مسلم ذمية ثم طلقها ثلاثا، ثم
نكحها ذمي ودخل بها وطلقها الذمي.. حلت للمسلم الذي طلقها بعد انقضاء
عدتها. فيتعلق بأنكحتهم سائر الأحكام التي تتعلق بأنكحة المسلمين. وبه قال
الزهري، والأوزاعي، وأبو حنيفة، وأصحابه - رَحِمَهُمُ اللَّهُ -.
وقال مالك رحمة الله عليه: (أنكحة أهل الشرك باطلة، فلا يتعلق بها حكم من أحكام النكاح الصحيح) . وحكاه أصحابنا الخراسانيو ن قولا آخر للشافعي:
دليلنا: قَوْله تَعَالَى: {وَقَالَتِ امْرَأَتُ فِرْعَوْنَ } [القصص: 9] [القصص: 9] ، وقَوْله تَعَالَى: {تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ} [المسد: 1] إلى قَوْله تَعَالَى: {وَامْرَأَ تُهُ حَمَّالَةَ الْحَطَبِ} [المسد: 4] [المسد: 1 - 4] ، فأضاف امرأتيهما إليهما، وحقيقة الإضافة تقتضي الملك.
وروي أن النبي - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - قال: «ولدت من
نكاح لا من سفاح» ، وكان مولودا في الشرك. إذا ثبت هذا: فإن أسلم الزوجان
المشركان معا، فإن كانا عند إسلامهما ممن يجوز ابتداء النكاح بينهما.. أقرا
على نكاحهما الأول وإن كانا عقدا بغير ولي ولا شهود؛ لأنه أسلم خلق كثير
وأقرهم رسول الله - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - على أنكحتهم ولم
يسأل عن شروطها. وإن كانا لا يجوز لهما ابتداء عقد النكاح بينهما، بأن كانت
محرمة عليه بنسب أو رضاع أو مصاهرة، أو معتدة من غيره.. لم يقرا على
النكاح؛ لأنه لا يجوز لهما ابتداء النكاح، فلا يجوز إقرارهما عليه.
الكتاب: البيان في مذهب الإمام الشافعي
المؤلف: أبو الحسين يحيى بن أبي الخير بن سالم العمراني اليمني الشافعي (المتوفى: 558ه
0 komentar:
Posting Komentar